Teks ulasan emak dan sepotong roti, caswati, bahasa indonesia, kurikulum 2013

Bahrelwey Post- Salam Bahrelwey :D Sobat bahrelwey, kali ini bahrelwey mengepos kembali teks ulasan "Emak dan Sepotong Roti" yang ketiga. Bahrelwey membuat hingga 12 teks ulasan Emak dan Sepotong Roti karena sesuai keinginan sobat. Jika sobat ingin bahrelwey mengeposkan sebuah pembahasan pelajarang sekolah bisa sobat tuliskan di Bahrelwey Form

Teks Ulasan Emak dan Sepotong Roti Keempat

Emak dan Sepotong Roti adalah cerpen karya Caswati. Ia adalah seorang mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Gajah Mada. Ia menulis khayalannya dengan apik sampai-sampai dimuat di Departemen Pendidikan Nasional Pusat Balai Bahasa Yogyakarta. Itu merupakan suatu prestasi yang luar biasa, tidak semua cerpen bisa dimuat di Departemen Pendidikan Nasional. Sebagai seorang mahasiswa sastra, cerpen yang ditulis memiliki bahasa yang mudah dipahami, singkat, dan padat. Cerpen ini menceritakan kisah seorang ibu dan kedua anaknya di sebuah desa yang sedang mengalami kekeringan. Ibu adalah seorang yang bekerja keras untuk menafkahi kedua anaknya yang bernama Dani dan Dina. Dahulu ia bekerja sebagai buruh cuci lalu menjadi buruh tani kemudian buruh pikul di pasar, dan akhirnya pekerjaannya adalah pengumpul dan pemecah batu kali. 

Pada bagian awal cerita ini Caswati menceritakan kisah seorang Emak dan kedua anaknya di desa yang dililit kemiskinan dan juga sedang mengalami kekeringan. Empat tahun yang lalu suaminya meninggal karena epidemi, sehingga Emak adalah seorang ibu yang menjadi tulang punggung keluarganya. Emak telah berganti-ganti pekerjaan seperti sebagai buruh cuci, buruh tani dan buruh pikul di pasar. Semenjak suaminya meninggal dan karena adanya kemarau berkepanjangan Emak memutuskan untuk bekerja sebagai pengumpul dan pemecah batu kali. Walaupun pekerjaan ini tampak dan memang terlalu kasar untuk seorang wanita, tetapi demi memenuhi kedua anaknya apapun akan dilakukannya.

Emak memulai pekerjaannya seusai mengantar Dina sekolah. Dengan modal bambu dan palu besi, Emak melakoni pekerjaanya dengan penuh kesabaran. Ia berharap hasil dari jerih payahnya dapat dijual ke tukang bangunan, walaupun harga satu gerobak batu kali yang telah dipecah hanya sekitar 40 ribu sampai 50 ribu. Untunglah Dani si anak sulung selalu membantunya walaupun hanya mengangkuti batu dari kali ke bawah pohon nangka di tepian sungai. Sebenarnya Emak tidak ingin anak gadisnya melakukan pekerjaan kasar itu. Ia tidak tega melihat anaknya melakukan pekerjaan yang seharusnya tidak dilakukan oleh anak kecil.

Tibalah hari minggu, bagi Dina hari minggu bukan untuk tidur nyenyak hingga siang bolong, dan bermalas-malasan. Melainkan hari untuk membantu Emak mengumpulkan dan memecah batu kali. Mengingat tidak setiap hari ia bisa membantu Emak. Bagitu selesai membersihkan rumah, memasak, mencuci, dan beres-beres rumah, sesegera mungkin Dina menyiapkan diri membantu Emak. Namun begitu sampai di sungai yang telah mengering itu, Emak menolak bantuan Dina. Emak sama sekali tidak menatapnya. Akhirnya Dani dan Dina meninggalkan sungai itu. Tepat pada langkahnya yang kelima, Dani dikejutkan dengan jeritan Emak yang memantul dari satu sisi tebing yang lain. Dina dan Dani terkejut saat melihat tangan Emak terkulai di atas tumbukan batu dengan darah mengucur deras. Dina berlari untuk mencari pertolongan.

Sejak tangan kirinya terluka dan tidak bisa bekerja, Emak jadi sangat pendiam, dan sering melamun. Dani semakin khawatir dengan keadaan Emak. Terlebih tangan kiri Emak belum pernah tersentuh dokter karena kendala biaya. Akibatnya lukanya semakin membengkak dan sudah menginfeksi tangan. Usai sholat shubuh, Dani cepat berangkat sekolah. Pagi ini Dani merasa khawatir meninggalkan Emak karena sudah tiga hari kesehatannya menurun.Sebelum Dani berangkat sekolah, Emak mempersiapkan hadiah kepada Dani yang sedang berulang tahun dengan sepotong roti dan sebuah lilin. Emak meminta kepada Dina untuk membangunkannnya setelah Dani pulang sekolah. Tetapi, ketika Dina membangunkan Emak, ternyata Emak telah meninggal bersamaan dengan melelehnya sebatang lilin di atas sepotong roti. 

Cerpen yang disajikan dengan bahasa yang cantik ini mampu menyihir pembaca sehingga pembaca bisa ikut merasakan kesedihan, semangat kekeluargaan dan tanggung jawab seorang single parents terhadap keluarganya. Kelebihan dari cerpen ini menceritakan keadaan dan masalah dengan jelas sehingga membuat pembaca merasakan apa yang dirasakan dalam cerita dan bahasanya mudah dipahami.  Kekurangan cerpen ini adalah pada bagian akhir cerita sangat membingungkan, karena tidak ada kepastian bahwa Emak sudah meninggal atau belum
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa Emak rela berkorban demi memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Ia rela bekerja menjadi pemecah batu kali, walaupun pekerjaan ini sangat tidak pantas dilakukan oleh kaum perempuan. Cerpen ini benar-benar cerita yang sangat di butuhkan oleh para remaja dan single parents negeri ini. Cerpen ini member motivasi dan semangat hidup keluarga untuk melanjutkan hidup yang lebih baik lagi. Cerpen ini juga mengajak pembaca untuk selalu sabar dan bertanggung jawab.

Teks ulasan di atas adalah kedua dari 12 teks ulasan "Emak dan Sepotong Roti". Untuk melihat 12 teks ulasan lain klik disini. Terima kasih telah berkunjung. Tulis komentar sebagai kritik dan saran atas teks ulasan di atas. :D

Post a Comment Blogger

 
Top