Teks Ulasan Emak dan Sepotong Roti, caswati

Bahrelwey Post- Salam Bahrelwey :D Sobat bahrelwey, kali ini bahrelwey mengepos kembali teks ulasan "Emak dan Sepotong Roti" yang ketiga. Bahrelwey membuat hingga 12 teks ulasan Emak dan Sepotong Roti karena sesuai keinginan sobat. Jika sobat ingin bahrelwey mengeposkan sebuah pembahasan pelajarang sekolah bisa sobat tuliskan di Bahrelwey Form.

Teks Ulasan Emak dan Sepotong Roti Kelima

Cerpen Emak dan Sepotong Roti adalah sebuah cerpen hasil karya dari Caswati. Ia adalah seorang mahasiswa sastra Indonesia, fakultas seni budaya, Universitas Gajah Mada. Caswati tinggal di GMNU, jalan H.O.S. Cokroaminoto TR III/890B, Gg. Ngadimulyo, Sudagaran, Yogyakarta. Cerpen hasil karya Caswati ini sangatlah menarik dikarenakan imajinasi penulis yang membawa kita masuk ke dalam kisah dalam cerpen ini. Cerpen ini dimuat di Balai Bahasa Yogyakarta pada saat lomba bulan bahasa dan sastra 2007. Dalam cerpen ini, Caswati menceritakan kisah seorang Emak dan kedua anaknya yang hidup disebuah desa yang sedang mengalami kekeringan.

Pada bagian awal cerita ini Caswati menceritakan kisah seorang Emak dan kedua anaknya yaitu Dani dan Dina. Mereka hidup dengan dililit kemiskinan. Emak adalah seorang ibu sekaligus ayah bagi Dani dan Dina semenjak 4 tahun lalu ayah mereka meninggal akibat epidemi yang melanda desanya. Sejak saat itu, Emak menjadi pemecah batu kali. Sebelum menjadi pemecah batu kali, Emak pernah menjadi buruh cuci, buruh tani dan tukang pikul di pasar. Pekerjaan itu dilakoni Emak demi menghidupi keluarganya. 

Pada bagian selanjutnya diceritakan ketika hari Minggu Dani dan Dina membantu Emak memecah batu kali. Namun, tiba-tiba Emak memerintahkan Dani dan Dina untuk pulang karena Emak merasa bahwa mereka seharusnya tidak berada di sungai membantu Emak memcah batu. Dani merasa bingung dengan sikap Emak, ia berusaha untuk bertanya namun, Emak justru semakin keras menyuruh mereka pulang. Dan akhirnya mereka pulang. Pada langkah mereka yang kelima mereka terkejut dengan suara jeritan Emak yang kesakitan karena tangan kiri Emak terpukul palu besinya yang digunakan untuk memecah batu. Namun, Emak tidak mau untuk di bawa ke bidan, Emak hanya mengobatinya dengan alang-alang. Hingga suatu hari tangan Emak membengkak dan infeksi.

Dan pada akhir cerita ini, Emak ingin memberi Dani hadiah ketika Dani berulang tahun dengan sepotong roti dan lilin diatasnya. Saat Dani pulang sekolah, ia terkejut ketika melihat Emak dan Dina sedang menunggunya di sebuah bangku dan meja yang reot beralaskan tanah. Dan diatas meja terdapat sepotong roti tar dengan sebatang lilin diatasnya. Ia sangat bahagia dan kemudian memeluk Emak yang tertelungkup lelah diatas meja. Namun seketika itu suasana menjadi tegang saat Dani memeluk Emak sambil mengucapkan terima kasih dan membangunkannya, namun Emak tak terbangun. Dan ternyata Emak telah meninggal.

Cerpen ini disajikan dengan bahasa yang menarik dan mampu menyihir para pembaca sehingga dapat merasakan bagaimana keadaan dalam cerita itu. Bahasa yang digunakan dalam cerpen ini juga menggunakan bahasa yang mudah dimengerti karena tidak menggunakan bahasa daerah. Cerpen ini juga disajikan dengan susunan jelas oleh sang penulis sehingga mudah untuk dipahami. Dalam cerpen ini hamper tidak ada kekurangannya. Tetapi semua itu tidak ada yang sempurna karena hasil karya manusia.


Cerpen ini sangat dibutuhkan oleh para remaja, mereka dapat belajar untuk pantang menyerah dari membaca cerpen ini. Mereka juga bisa belajar untuk bertanggung jawab kepada kewajiban kita. Cerpen ini juga sangat cocok bagi single parents karena mereka dapat belajar lebih tabah setelah membaca cerpen ini. Cerpen ini member motivasi dan semangat hidup keluarga untuk melanjutkan hidup yang lebih baik lagi. Selain itu, cerpen ini juga menunjukan ketidakmungkinan mendapatkan sesuatu tanpa berusaha. Dan sesuatu yang didapat dengan usaha yang keras akan sangat berharga daripada yang didapatkan dengan cuma-cuma.

Post a Comment Blogger

 
Top