Mak Ijah pengin, Teks ulasan emak dan sepotong roti, cara mengulas teks

BahrelweyPost-Salam bahrelwey :3 , kali ini BahrelweyPost akan mengulas sebuah artikel yang berjudul "Emak dan Sepotong Roti." Cerpen ini terdapat di buku Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Teks Ulasan adalah sebuah teks yang dihasilkan dari sebuah analisis terhadap berbagai hal. Contohnya karya sastra seperti ulasan novel, cerpen dan puisi. Teks analisis berisi tanggapan atau analisis yang berhubungan dengan seperti latar, pesan/amanat, dan karakter yang ada dalam teks tersebut. Cara untuk mengulas sebuah teks adalah dengan mengamati, menganalisis dan mengidentifikasinya. Teks ulasan memiliki struktur teks yang terdiri atas Orientasi (berisi : judul novel, pembuat, tokoh dan gambaran umum cerita), Tafsiran (berisi isi cerita yang dibagi dalam setiap bab dan menceritakan setiap tokoh yang terlibat seperti karakter da penampilannya), Evaluasi (berisi kekurangan dan kelebihan yang ada dalam teks yang kamu ulas) dan Rangkuman (simpulan dari karya tersebut juga rekomendasi untuk membacanya). 


Lihat 12 teks ulasan "Emak dan Sepotong Roti" lain klik

Teks Ulasan Emak dan Sepotong Roti



Emak dan Sepotong Roti adalah cerpen karya Caswati, seorang mahasiswa sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gajah Mada. Ia lahir di Jakarta 23 September dan bertempat tinggal di GMNU, Jalan H.O.S Cokroaminoto TR III/890B, Gg. Ngadimulyo, Sudagaran, Yogyakarta. Cerpen ini menceritakan tentang perjuangan hidup seorang wanita tua yang telah ditinggal suaminya. Beliau harus bekerja keras membanting tulang untuk menyambung hidup dan untuk membiayai sekolah kedua anaknya, Dani dan Dina. Mereka berdua sangat sayang dan berbakti pada orang tua mereka. 


Awal kisah, Caswati menceritakan bahwa, di sebuah desa yang bisa dibilang desa miskin dan sering dilanda kekeringan, pada musim kemarau sekarang ini kekeringan yang melanda cukup menggila sampai sumber mata air di desa tersebut kering tak berbekas dan hanya meninggalkan bebatuan. Keadaan seperti ini memaksakan penduduknya harus meninggalkan desa untuk mencari sumber mata air lain, kecuali Emak. Emak merupakan satu – stunya penduduk yang masih setia mendatangi sungi kering itu untuk sekedar mengumpulkan dan memecahkan batu untuk dijual agar bisa mempertahankan hidup dan membiayai sekolah anaknya yang masih duduk di kelas XII SMA dan kelas 1 SD. Emak menjadi pekerja keras seperti ini sudah sejak empat tahun yang lalu ketika suami beliau meninggal. Sebelumnya Emak pernah melakoni pekerjaan lain sebagai buruh cuci, buruh tani, buruh pikul di pasar, dan akhirnya menjadi pengumpul dan pemecah batu kali.

Setiap hari, setelah Emak mengantar Dina, Emak mulai melakukan pekerjaannya mengumpulkan dan memecahkan batu kali dengan palu besi berdiameter 10 sentimeter dengan keinginan agar penderitaan yang dialami Emak tidak dirasakan oleh Dani dan Dina. Untunglah Dani, anak sulungnya rela membantu Emak mengumpulkan dan memecahkan batu kali walaupun hanya hari Minggu saja karena pada hari – hari lainnya ia harus bersekolah. Pada hari Minggu seperti biasanya, selepas ia membersihkan rumah, memasak, dan mencuci, ia lekas membantu Emak di sungai sembari menggandeng adiknya. Sesampainya di sungai, tak seperti biasanya, Emak membentak Dani dan Dina dengan maksud agar Dani dan Dina tidak ikut membantu melakukan pekerjaan Emak, kemudian Dani dan Dina bergegas pergi meninggalkan Emak. Tak lama melangkah, suara jeritan Emak terdengar di telinga mereka dan seketika itu pula kakak beradik tersebut langsung menoleh keaarah Emak dan dilihatnya tangan kiri Emak sudah tergantung lemah di tumbukan batu dengan darah yang mengalir deras. Dina segera mencari pertolongan.


Sejak kecelakaan itu terjadi, Emak menjadi pendiam dan sesekali dijumpai bahwa Emak sedang menangis. Dani semakin cemas akan keadaan Emak yang tidak mau dibawa ke dokter dengan alasan bahwa uang hasil penjualan batu untuk ongkos sekolah Dani dan Dina, sedangkan tangannya hanya diobati getah daun pinisilin. Seperti hari – hari biasanya, setelah Dani mempersiapkan sarapan, ia bergegas pergi ke sekolah dengan jarak 10 km, tetapi pada pagi ini Dani ingin sekali menjaga dan merawat Emak di rumah, tanpa panjang lebar Emak pun langsung melarangnya. Akhirnya Dani berangkat sekolah. Sesampainya di rumah, Dani melihat roti tar dan sebatang lilin yang biasa Emak berikan kepada anaknya ketika berulang tahun yang dibeli di toko roti di ujung jalan desa. Dani pun tersenyum bahagia, ketika Dani membangunkan Emak untuk yang kedua kalinya, Dani mempunyai firasat buruk. Dan yang dikhawatirkan Dani benar, bahwa Emak telah pergi bersamaan dengan melelehnya lilin di atas roti tar yang diiringgi dengan suara sayup iqomah dari surau tua di ujung jalan.

Cerpen ini sangat bagus, karenanya cerpen ini dimuat di Departeman Pendidikan Nasional Pusat Balai Bahasa Yogyakarta. Cerpen ini juga disusun secara runtut sehingga pembaca bisa memahami dengan baik isi cerpen ini. Pemilihan kosakata dalam cerpen ini membuat pembaca merasakan ikut berlalu di dalam cerpen ini. Cerita dalam cerpen ini pun lain dari yang lain dan tidak seperti cerita pada umumnya yang itu – itu saja. Hampir tidak terdapat kekurangan dalam cerpen ini, hanya ada beberapa kata yang tak baku yang belum dicetak miring.

Kata “pari” pada cerpen ini maksudnya yaitu pohon padi, seharusnya kata “pari” di cetak miring, “pari”. Cerpen ini benar – benar menyentuh hati para pembacanya. Cerpen ini memberi semangat hidup pagi para manusia yang sudah kehilangan semangat hidupnya. Cerpen ini juga menggambarkan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Selain itu, cerpen ini juga menggambarkan berbaktinya seorang anak pada orang tuanya. 


Lihat 12 teks ulasan "Emak dan Sepotong Roti" lain klik

Sobat bahrelwey, semoga artikel Bahrelwey Post akan selalu berbobot dan bermanfaat, support Bahrelwey dengan cara Like FP kami dan follow twitter dan G+ yaa, Salam Bahrelwey

emak dan sepotong roti
.

Post a Comment Blogger

  1. (y) Keren Cyiin agak bermanfaat karena untuk Siswa Smp Orientasi dimulai dari Paragraf 2. Trus Tafsirannya mana Cyiin ???

    ReplyDelete

 
Top